Ibraheem Greeves menjadi saksi pembentukan Israel. Tapi, hatinya justru mengarahkannya untuk memeluk Islam
Ibraheem Greeves merupakan orang Inggris yang menjadi saksi sejarah terbentuknya Israel. Tetapi, dia ternyata lebih memilih untuk memeluk Islam.
Dia sempat mengalami pengembaraan panjang pencarian iman. Hatinya terus bergejolak, meminta sandaran yang kokoh, meski harus berkeliling dunia.
" Sejak kecil, saya selalu mencari, saya benar-benar tidak tahu apa yang saya cari, tapi pencarian saya membawa saya ke banyak tempat," kata Greeves mengenang awal perjalanannya menemukan Islam.
Dalam petualangan tersebut, dia belajar berbagai agama. Tapi, tidak ada satupun agama yang dia pelajari sanggup menentramkan batinnya.
Beberapa tahun kemudian, Greeves bertemu Muslim untuk pertama kalinya. Pada awalnya dia tidak menyadari mereka adalah Muslim.
Suatu hari, Greeves pergi ke sebuah restoran di Basrah, Irak. Greeves banyak bertanya-tanya di tempat ini. Greeves duduk dan seseorang memberinya sendok.
Ada beberapa orang duduk di meja, tapi tidak ada yang makan. Greeves merasa aneh, dan akhirnya memutuskan untuk tidak makan juga meskipun lapar.
Tidak berapa lama kemudian, suara azan terdengar. Saat itu Greeves tidak tahu suara apa itu. Setelah suara azan berlalu, Greeves melihat orang-orang mulai makan dan berbicara.
Ternyata waktu itu Greeves sedang berada di antara orang-orang Muslim yang sedang berbukapuasa di bulan Ramadan.
Greeves kemudian mengisahkan kehidupannya saat menjadi saksi sejarah pembentukan Israel. Di tahun 1948, semua media selalu anti-Islam. Ada banyak propaganda pada saat penciptaan negara Israel.
Karena tinggal dan hidup di antara Muslim, Greeves tidak percaya apa yang dikatakan media."Saya tahu bahwa umat Islam tidak seperti itu, mereka selalu baik dan ramah pada saya," kata dia.
Greeves pun mulai tertarik dengan Islam dengan mempelajari terjemahan Alquran. Pada awalnya Greeves tidak begitu terkesan dengan cerita tentang azab dan semua hal-hal seperti itu.
Greeves meletakkan Alquran tersebut dan kemudian membacanya lagi. Kala itu, dia belum bisa meminta bantuan seorang Muslim untuk mengajarinya tentang Alquran.
Dari Irak, Greeves memutuskan pergi ke Tunisia. Satu hari Jumat di negara yang terletak di Afrika Utara ini Greeves duduk-duduk di kedai kopi yang berada di depan masjid agung.
Tiba-tiba Greeves melihat ada banyak orang mulai masuk ke masjid, lebih banyak dari biasanya. Greeves tidak tahu mengapa tetapi jumlah mereka semakin banyak.
Tiba-tiba dalam hati Greeves timbul keinginan untuk bersama mereka. " Saya benar-benar ingin bisa berjalan dengan mereka tanpa tahu mengapa," katanya.
Greeves pun ikut masuk ke masjid dan meminta seseorang menceritakan tentang Islam. Orang itu menghabiskan banyak waktu berbicara tentang Islam kepada Greeves. Apa yang disampaikan orang itu semuanya masuk akal menurut Greeves.
" Ini adalah pertama kalinya bagi saya berada di masjid, dan saya tertarik untuk berada di sana."
Tanpa menunggu waktu yang lama, Greeves kemudian memutuskan untuk masuk Islam dengan mengucapkan kalimat syahadat di masjid itu juga. (Ism)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar